12 November 2022

Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW

Illustrasi hajar Aswad

Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW

Materi SKI Kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah
Indokator Pencapaian :
1. meuakini mukjizat Nabi Muhammad saw.
2. menerima dengan yakin kerasulan Nabi Muhammad Saw.
3. Menunjukkan sikap peduli dengan sesama dalam lingkunganmu.
4. membiasakan sikap peduli dalam berinteraksi dalam lingkungannya.
5. menjelaskan kisah hidup dewasa nabi Muhammad Saw.
6. memahami hikmah dari kisah masa dewasa Nabi Muhammad Saw.
7. Menuliskan kembali kisah masa dewasa Nabi Muhammad Saw.
8. Menceritakan kembali masa dewasa Nabi Muhammad Saw.

Materi Pembelajaran

A. Kesabaran dan kepedulian Nabi Muhammad Saw.

Sejak masih kanak-kanak, beliau sudah hidup dalam kondisi yang berat, di usia 6 tahun Nabi Muhammad Saw, ibundanya Siti Aminah meninggal dunia. Diusia tersebut beliau dalam keadaan yatim piatu. menginjak remaja pun hartus kahilangan dua sosok orang tua yang beliau sayangi, yaitu meninggalnya Abdul Muttolib kakekNya dan Abu Thalib paman beliau.

Tetapi kondisi tersebut justru menjadikan Nabi Muhammad Saw menjadi pribadi yang penuh dengan kesabaran dan penuh kepedulian. Nabi Muhammad Saw pernah di ajak berniaga ke negeri syam, padahal jaraknya sangat jauh, dan resikonya cukup berbahaya, karena selain cuaca ekstrim, ada juga gangguan gerombolan perompak yang dapat mengancam keselamatan harta benda, bahkan nyawa. Namun Nabi Muhammad Saw tetap turut ikut berdagang dengan rasa sabar.

Kesabaran dan kepedulian dengan kondisi pamanNya, inilah yang membuat beliau Rasulullah Saw menjadi pribadi yang dewasa, mampu bertahan. Karena beliau yakin Allah Swt bersama dengan orang-orang yang sabar dan peduli lepada kerabat dan sesama manusia.

B. Nabi Muhammad Saw bekerja

1. Tekun dalam bekerja
Nabi Muhammad Saw pernah menggembala kambing, beliau juga pernah berdagang. Di dalam setiap pekerjaannya beliau selalu melakukannya dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab (tekun).

Abu Thalib melihat keponakannya bekerja dengan penuh ketekunan. Nabi Muhammad Saw mampu memperlihatkan semangat, kemauan yang keras. Beliau juga bertanggung jawab dalam setiap pekerjaannya. Karena melihat kesungguhannya itulah beliau diajak pamannya ke Negeri Syam untuk berniaga.

Sepulang dari perniagaan, Nabi Muhammad Saw semakin tampak sifat kedewasaanya, yang penuh ketekunan dan tanggung jwab. beliau membantu pamannya menyiapkan air untuk para pendatang yang beribadah ke Baitullah (Ka'bah), di kota Makkah Al Mukarromah. Kegiatan ini beliau lakuakn hingga menjelang usia dewasa.

2. Jujur dalam berdagang
Saat usia Nabi Muhammad Saw menjelang 25 tahun, beliau mendapat kepercayaan untuk mambawa barang dagangan Khadijah ke negeri Syam. Selama berdagang untuk Khadijah, beliau memperoleh keuntungan yang banyak. Hal ini didapatkan karena selama berdagang ia sangat jujur, ramah, sungguh-sungguh dan tekun, juga murah senyum kepada pembeli.

Nabi Muhammad Saw tidak pernah berbohong dalam berdagang. Jika ia melihat ada barang dagangan yang rusdak, maka beliau tunjukkan kerusdakannya. Jika barang tersebut dalam keadaan cacat, maka beliau tidak akan menjual dengan harga yang mahal, tetapi sesuai dengan kondisi barang tersebut.

Apa yang dilakukan Nabi Muhammad Saw dalam berdagang tidak membuatnya rugi. bahkan beliau mendapatkan keuntungan besar, sebab cara berdagang yang dilakukan bayank orang yang senang dan banyak membeli barang yang didagangkan sehingga barang yang dijual tidak tersisa. Mereka merasa senang karena menjumpai pedasgang yang benar-benar jujur. Mereka senang mendapatkan barang yang baik dan tidak tertipu.

C. Pernikahan Nabi Muhammad Saw

Kota Makkah adalah daerah kelahiran Nabi Muhammad Saw. Kota yang posisi daerahnya di bagian tengah JAzirah Arab yang merupakan salah satu tempat paling terbelakang pada saat itu. Kondisi saat itu masyarakatnya berperilaku jahiliyah, pada saat itu Muhammad dikenal memiliki sifat yang berbeda dengan orang-orang disekitarnya. Beliau dijuluki Al-Amin (orang yang dapat dipercaya), karena Nabi Muhammad Saw memang dikenal sebagai orang yang sangat jujur dikalangan masyarakat Makkah pada saat itu. Kejujuran dan kesederhanaanya membuat banyak orang yang mempercayainya.

Saat dahulu remaja, Nabi Muhammad Saw berdagang bersama pamannya. beliau banyak mendapatkan ilmu dalam berniaga. Sifatnya yang jujur dan mulia menjadikan orang lain percaya dan mengajak untuk bekerja sama dalm berdagang.

Salah seorang yang simpati adalah Siti Khadijah, seorang saudagar kaya di kota Makkah saat itu. Khadijah menginginkan Nabi Muhammad Saw pada usia 25 tahun bekerja padanya dengan menjualkan barang-barang dagannya ke negeri Syam. Nabi Muhammad dipercaya untuk mberdagang dan ditemani oleh Maisyarah.

Aktifitas tentang cara dagannya nabi Saw itu diceritaka oleh Maisyaroh kepada Khadijah. Kemudian Khadijah terpikat oleh akhlak Nabi Muhammad Saw sehingga mengutus Nufaisah Binti Mun-ya untuk menemui Nabi agar mau menikah dengan Khadijah. Setelah itu Nabi bermusyawarah dengan pamannya dan disetujuinya, akhirnya Khadijah menikah dengan Nabi Muhammad Saw dengan mas kawin 20 ekor unta.

Umur Khadijah pada waktu itu 40 tahun dan Nabi Muhammad Saw 25 tahun. Dalam pernikahannya dengan Khadijah, Nabi dianugerahi 6 orang putra putri yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Klsum dan fatimah. Semua anak laki-laki Nabi Saw wafat waktu masih kecil dan anak perempuannya yang masih hidup sampai Nabi wafat adalah Fatimah.

D. Peristiwa Peletakan Kembali Hajar Aswad

Sebelum masa kenabian, pada usia 35 tahun lima tahun, ada suatu peristiwa yaitu Kota Makkah dilanda banjir besar hingga meluap ke Baitul Haram. Akibat peristiwa itu orang-orang Quraisy sepakat untuk memperbaiki Ka'bah, dan arsitek dalam kegiatan perbaikan Baitul haram itu adalah orang Romawi yang bernama Baqum.

Ketika pembangunan sudah sampai dinbagian hajar Aswad mereka saling berselisih tentang siapa yang meletakkan hajar Aswad ditempat semula dan perselisihan ini sampai hari tanpa ada keputusan dan bahkan hampir terjadi pertumpahan darah. Akhirnya Abu Umayyah menawarkan jalan keluar yang pertama kali masuk lewat pintu masjid itulah orang yang memimpin peletakan Hajar Aswad. Semua pada sepakat dengan cara ini. Allah Swt menghendaki ternyata yang pertama kali masuk pintu masjid adalah Rasulullah Saw dan yang berhak adalah Rasulullah.

Orang-orang quraisy berkumpul untuk meletakkan Hajar Aswad. Ketika diminta untuk mengambil keutusan tentang peletakan Hajar Aswad tersebut, beliau berpikir sejenak mencari cara agar keputusannya adil dan bijaksana. Tidak lama kemudian, beliau membentangkan surbannya dan meletakkan Hajar Aswad ditengah surban tersebut seraya memanggil utusan masing-masing kabilah. Beliau menyuruh para utusan setiap kabilah untuk memegang dan mengangkat. Setelah mendekati tempatnya Nabi mengambil Hajar Aswad dan meletakkanya ke tempta semula akhirnya legalah semua.

Setiap kabilah merasa senang dan kagum keputusan yang tepat itu. Maka perpecahan dan pertikaian diantara mereka tidak terjadi. Masyarakat Makkah kembali tenang dan damai berkat keputusan yang bijaksana dari seorang manusia mulia yang kelak akan menjadi Nabi dan Rasul akhir Zaman. Penduduk Makkah melihat pribadi Muhammad adalah pribadi yang baik dan dapat dipercaya sehingga mereka menjuluki "Al-Amin" yang artinya "dapat dipercaya" kepada nabi Muhammad Saw.

No comments:

Post a Comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *