26 April 2020

Siti Khadijah Istri Rasulullah SAW

Siti Khadijah Istri Rasulullah SAW

Siti Khadijah Istri Rasulullah SAW

Siti Khadijah dilahirkan di Makkah pada tahu 68 sebelum hijriyah. Beliau tumbuh di tengah-tengah kelurga yang terhormat dan mulia. Bapak dari Siti Khadijah adalah Khuwailid yang meninggal dunia dalam perang Fijar. Beliau semakin dewasa dan tumbuh menjadi wanita mulia dan terhormat ditengah-tengah kaumnya. Pada MAsa Jahiliyah Beliau dijuluki sebgai "Ath-Thahiriyah" atau "wanita Suci".

Silsilah dari Siti Khadijah adalah : Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay Al Quraisyiah Al-Asadiyah. Sedangkan ibunya bernama Fatimah binti Zaidah, berasal dari suku Quraisy dari Bani Amir bin Lu'ay.

Sebagai Wanita mulia dan Pedagang 

Selain beliau sebagai seorang yang terhormat ditengah-tengah kaumnya, Beliau juga memiliki kemampuan berbisnis yang handal hingga akhirnya beliau dikenal sebagai pedagang Makkah yang terbilang sukses saat itu. Kafilah dagangnya tiada henti membawa barang dagangan antara mekah dan Madinah. Selain itu Beliau sering menyewa orang untuk menjual barang dagangannya ke negeri Syam dengan imbalan upah. Maka, lengkaplah kemuliaan yang dimiliki beliau Siti Khadijah, keturunan dari keluarga yang terhormat, kepribadian mulia dan kekayaan yang berlimpah.

Pertautan Dua hati

Sejatinya, untuk ukuran masyarakat saat itu, kemuliaan Khadijah adalah sesuatu yang sangat agung dan boleh jadi itulah puncak impian yang diinginkan oleh seorang wanita pada umunya. Namun Allah Ta'ala menghendakinya melampaui batas-batas kehidupan dunia ini. Yaitu dengan mempertautkan hatinya dengan Rasulullah SAW, sehingga beliau menjadi pendamping pertama dalam kehidupan Rasulullah SAW. Meraih kemuliaan dunia dan kebahagioaan dunia akhirat.

Kemuliaan mana lagi yang dapat menandingi kemuliaan seorang wanita yang sudah dihormati di tengah kaumnya, dunia yang berkecukupan, serta menjadi pendamping manusia yang paling mulia di alam ini, Yaitu pendamping Rasulullah SAW.

Siti Khadijah menikah dengan Rasulullah SAW setelah dia menerima pinanngan Rasulullah SAW. Hal tersebut berawal dari informasi yang disampaikan oleh budaknya yang bernama Maisaroh kepadanya mengenai kemuliaan akhlaq baginda Nabi Muhammad SAW dan sifat amanah Beliau Rasulullah SAW. kemudian Khadijah mengutus budaknya untuk menawarkan pekerjaan kepada Rasulullah SAW untuk menjual barangnya ke negeri Syam dengan imbalan tertentu. Kemudian Rasulullah SAW menerima tawaran tersebut dengan didampingi budak Khadijah yang bernama Maisarah tersebut. 

Selama dalam perjalanan Maisaroh menyaksikan beberapa hal yang istimewa pada diri Rsulullah SAW. Diantaranya saat istirahat di bawah pohon, Maisaroh ditanya seorang Rahib dan Rahib itu menerangkan bahwa "tidak ada yang beristirahat dibawah pohon itu kecuali dia adalah seorang Nabi". Keistimewaan lainnya yang disaksikan oleh Maisaroh terhadap Nabi Muhammad SAW adalah tutur kata Beliau yang lemah lembut, sifat amanah dan kejujuran yang tida tara. Dan tidak hanya itu, barang dagangan mendapatkan barokah dan keuntungann yhang berlipat ganda.

Sepulang dari berdagang di Syam itu kemudian Maisaroh menceritakan semua yang disaksikan tentang kepribadian dari Rasulullah SAW. Maka kekaguman Khadijah terhadap Rasulullah semakin bertambah. Seiring dengan itulah, Khadijah seperti mendapatkan sesuatu yang dia cari-cari. Seorang laki-laki mulia sebagai pelindung dan pembimbing bagi seorang istri. Khadijah tidak dapat menyembunyikan perasaannya, yang kemudian disampaikan kepada temannya "Nafisah binti Umayyah dan memintany amenyampaikan kepada beliau adag Rasulullah SAW melamarnya. Pesan itu disampaikann bukan langsung kepada Rasulullah, tetapi disampapikan dulu kepada Hamzah bin Abdul Muttalib, paman Rasulullah SAW.

Dan keinginan Khadijah tidak bertepuk sebelah tangan, sebab Rasulullah SAW menyetujui keinginannya. Maka cepat-cepat Hamzah mendatangi paman Khadijah Amr bin Asad bin Abdul Uzza untuk menyampaikann lamaran Rasulullah SAW kepada Khadijah, yang seterusnya dilangsungkan pernikahan sepasang manusia mulia yang kemudian Allah takdirkan menjadi tokoh utama dalam sejarah kaum muslimin. 

Saat menikah dengan Rasulullah SAW, Kahdijah berusia 40 tahun, sedangkan Rasulullah berusia 25 tahu, dengan Mahar dari Rasulullah SAW adalah 12 Uqiyah.

Keluarga Bahagia dan Barokah

Sebagai sang istri, Khadijah meskipun seorang wanita yang kaya raya dan bersuamikan Rasulullah AW, tetap memposisikan sebagai seorang istri yang penuh khidmah dan rasa cinta seorang istri, dia berusaha untuk selalu mendapatkan keridhaan sang suami. bahkan dia memberi hadiah kepada Rasulullah SAW seorang budak yang bernama Zaid bin Haritsah karena Rasulullah menmyukainya.

Buah pernikahan antara Rasulullah SAW dengah Khadijah ra, Allah SWT memberikan karunia empat orang puteri dan tiga orang putera, Keempat putrinya adalah :
1. Zainab
2. Ruqayah
3. Ummu Kultsum
4. Fatimah
Sedangkan putranya (dsri Khadijah) adalah :
1. Al-Qasim. (Karenanya kuniah beliau adalah Abul Qasim)
2. Abdullah, yang dijuluki Ath-Thayib
3. Ath- Thahir

Kesetiaan, Keimanan dan Pengorbanan Siti Khadijah, 

Kesetiaan Khadijah terhadap Rasulullah SAW tidak sebatas urusan rtumah tangga saja, tetapi dalam semua hal. Hal ini terbukti ketika fase kehidupan Rasulullah SAW memasuki usia kenabian. ketika Rasulullah menerima wahyu pertama dalam keadaan tubuh yang gemetar dan meminta selimut, Khadijah segera memberikan selimut kepada beliau. Dan Khadijah selalu mendampingi-Nya sampai Rasulullah SAW merasa nyaman. Dan Khadijah juga tanpa ragu menyatakan keimanan dan keyakinannya kepada Rasulullah SAW. sehingga dia termasuk golongan "Assabiqunal awwalun" atau "orang-orang yang pertama kali masuk islam".

Ketika Rasulullah SAW diangkat menjadi Nabi, Khadijah sebenarnya sudah usia senja, yaitu sekitar usia 55 tahun. Usia seorang wanita yang seharusnya menikmati sisa-sisa usianya, namun perjuangan dan pengorbanan yang sesungguhnya dimulai. 

Betapa berat cobaan Rasulullah SAW, namun Khadijah dengan setia mendampingi Rasulullah SAW. Sebagai istri yang sangat mencintai suaminya, Khadijah terus mendapingi Beliau, sehingga apa yang dirasakan suaminya, tentu dia turut merasdakannya baik secara fisik maupun mental. Hal itu dilakukan dia adalah seorang wanita yang sangat ta'dzim, hormat dan mencintai suaminya (Rasulullah SAW) dengan setulus hatinya. Hingga akhirnya pada usia 65 tahun, Khadijah wafat dan dimakamkan di senuah daerah bernama Hajun di Kota Mekah. Rasulullah SAW sendiri yang langsung memakamkannya. 

Dengan ditinggalkan seorang istri yang sangat setia dan mencintai-Nya, Rasulullah SAW sangat sedih. Apalagi dua bulan sebelumnya, rasulullah SAW ditinggal oleh paman-Nya Hamzah yang selalu membela-Nya. Sehingga kesedihan Rasulullah SAW semakin bertambah. Dan tahun ini dinamakan tahun kesewdihan atyau "'Amul Huzni".

Kedudukan Siti Khadijah Disisi Allah Ta'ala

Kemuliaan beliau Siti Khadijah ra tidak terbantahkan, baik didunia maupun diakhirat, baik beliau sebagai istri Rasulullah SAW maupun sebagai salah satu seorang yang memperjuangkan agama islam. Kemuliaan beliau dijelaskan dalam sebuah hadits :

"Jibril datang menemui Rasulullah SAW seraya berkata : "Wahai Rasulullah, Khadijah akan datang membawa wadah berisi lauk, makanan dan minuman. Apabila dia telah datang kepadamu sampaikan salam dari Tuhannya Azza wa Jalla dan dari aku, dan berilah kabar gembira kepadanya bahwa dia akan mendapatkan rumah di surga yang terbuat dari emas permata. Di dalamnya tidak ada kegaduhan dan keletihan". (Mutafaqun Alaih)

Rasulullah SAW bersabda : "Wanita penghuni syurga yang paling mulia adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Asiah binti Muzahim, isteri Fir'aun, dan Maryam binri Imran Radliyallahu 'anhuma ajma'in."(HR. Al Hakim)

"Sebaik-baik wanita pada zamannya adalah Maryam binti Imran, dan sebaik-baik wanita pada zamannya adalah Khadijah binti khuwailid." (Muttafaqun 'Alaih)

No comments:

Post a Comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *