24 August 2020

Proses Berdirinya DInasti Abbasiyah

Proses Berdirinya DInasti Abbasiyah

Proses Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Proses berdirinya Dinasti Abbasiyah dimulai dari tahap persiapan dan perencanaan yang dilakukan oleh Ali bin Abdullah bin Abbas. Gerakan bawah tanah dan propaganda untuk mendirikan Bani Abbasiyah ini dimulai ketikan Dinasti Umayyah berada dibawah kepemiminan Umar bin Abdul Aziz (717 - 720 M). 

Ketika Dinasti Umayyah dipimpin oleh Khalifah Umar bin Abdul Azis, beliau menerapkan persamaan hak kepada seluruh warga negaranya. Kebiasaan mencaci maki kepada kelompok Ali dan yang lain dilarang. Pejabat pemerintah yang bersalah harus dilaporkan keMahkamah Tinggi yang diberi hak penuh untuk menghukum yang bersalah. Ternyata kebijakan ini membuka peluang bagi Bani Abbas untuk menghimpun kekuatan yang selanjutnya mengambil alih kekuasaan dari tangan Bani Umayyah. 

Sebelum menggulingkan Dinasti Umayyah, para keluarga Abbas melakukan berbagai persiapan dengan melakukan pengaturan setrategiyang kuat dan persiapan yang matang juga dukungan yang kuat dari masyarakat. Oleh karena itu sangat diperlukan pemikiran matang dan strategi yang dapat memperhitungkan keadaan untuk melakukan gerakan propaganda atas nama orang yang terpilih dari keluarga Nabi Muhammad SAW. 

Untuk melakukan propaganda tersebut, Bani Abbas mengangkat 12 orang propagandis terekenal yang tersebar di berbagai daerah (Khurasan, Kufah, Irak, Mekkah dan lain-lain), Salah satu yang tereknal adalah Abu Muslim Al-Khurasani.

Peluang Emas untuk merebut kekuasaan Bani Umayyah itu terjadi pada masa Khalifah Marwan bin Muhammad (127 - 132 H/745 - 750 M) yakni khalifah Bani Umayyah terakhir, dimana waktu itu pemerintah DInasti Umayyah mencapai puncak kekacauan yang sulit diatasi. Diantara langkah-langkah Bani Abbas untuk mendirikan Dinasti Abbasiyah :
  1. Membentuk gerakan bawah tanah dengan tokohnya, Muhammad bin ali, Ibrahim bin Muhammad bin Ali (Ibrahim Al-Imam), Abu Abbas as saffah, Abu Ja'far Al Mansur, Abu Muslim al khurasani
  2. 2. Menerapkan politik bersahabat, artinya Bani Abbas tidak memperlihatkan bermusuhan dengan bani Umayyah.
  3. 3. Menggunakan nama bani Hasyim pada saat propaganda dengan tujuan agar pendukung Ali tetap membantunya karena mereka sama-sama keturunan Bani Hasyim.
  4.  Menetapkan wilayah Khurasan sebagai pusat kegiatan politik Bani Abbas yang dipimpin oleh Abu Muslim Al Khurasani
Setrategi ini berhasil menghimpun kekuatan besar dan dahsyat yang tidak bisa terbendung oleh golongan manapun juga. Dalam perjuangan untuk mendirikan pemerintahan Dinasti Abbasiyah ini menerapkan cara kepemimpinan yang bersifat kolektif namun tertutup dengan gerakan bawah tanah. Para tokoh pendiri Dinasti Abbasiyah menetapkan tiga kota sebagai pusat kegiatan yaitu : Humaymah, sebagai pusat perencanna organisai, Kufah sebagai kota penghubung dan Khurasan sebagai pusat gerakan praktis.

Puncak keberhasilan perjuangan Bani Abbas itu terjadi ketika berlangsungnya pertempuran antara golongan Syi'ah dengan pemerintahan Bani Umayyah di Khurasan. Pada saat itu kedua belah pihak adu kekuatan dan memusatkan kekuatan masing-masing dalam medan pertempuran, maka Abu Muslim Al khurasani mengambil langkah politik yang sangat cepat yaitu melakukan kampanye terbuka untuk kepentingan keluarga Abbasiyah dengan mengirmkan utusan ke berbagai kota dalam wilayah Khurasan untuk mengambil bai'at (sumpah setia) dari pemuka-pemuka penduduk keturnan Abbas.

Tercapai penggabungan dua kelompok itu, akhirnya berhasil menumbangkan Dinasti Umayyah yang telah berlangsung selama 90 tahun. Selanjutnya diangkatlah Abdullah bin Muhammad yang dikenal dengan sebutan Abu Abbas as Saffah (As Saffah artinya pemumpah darah) sebagai khalifah yang pertama dari pemerintahan Bani Abbas yang berdiri pada tahun 132 H / 750 M.

No comments:

Post a Comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *