18 July 2021

Pedoman Bermadzhab Nahdlatul Ulama

Pedoman Bermadzhab Nahdlatul Ulama

Bariklana - Ajaran islam terdiri dari tiga ajaran pokok yaitu : Iman (Akidah), islam ( Syariah/fiqh), Ihsan (akhlak/tasawuf). Bidang akidah terkait dengan keimanan, seperti iman kepada Allah, malaikat Allah, kitab-kita Allah, Rasul-rasul Allah, hari kiamat, serta qdla' dan qadar Allah. idang fiqih terkait hukum perbuatan manusia seperti sholat, puasa, zakat, haji, jual beli, pemagian waris, dan pernikahan.

Sedangkan bidang tasawuf terkait dengan dengan menyucikan hati dan akhlak, baik akhlak kepada Allah maupun kepada makhluk ciptaan-Nya seperti ikhlas , ridho, sabar, rendah hati, dermawan, berakti kepada orang tua dan guru, tidak sombong, tidak pendendam, tidak pamer, tidak suka meminta-minta.

Nahdlatul Ulama seagai "Jam'iyyah Diniyah Islamiyah (Organisasi keagamaan Islam) erpedoman kepada sumer ajaran agama, yaitu Al qur'an, Hadits, Ijma' (kesepakatan Ulama) dan qiyas (penyamaan hukum). Dan dalam upaya memperteguh faham Ahlussunnah Wal jama'ah, Nahdlatul Ulama memiliki pedoman bermadzhab, yaitu mengikuti ulama-ulama sebagai berikut :

1. Bidang Iman (akidah) mengikuti imam Abu Hasan Al Asy'ari atau Imam Abu Mansur Al Maturidi
2. Bidang Islam (Syari'ah/Fiqih) mengikuti salah satu imam madzhab empat yaitu Imam Abu Hanifah (pendiri madzhab Hanafi), Imam Malik (pendiri madzhab Maliki), Imam Syafi'i (pendiri madzhab Syafi'i), atau Imam Ahmad bin Hambal (pendiri madzhab Hamali).
3. Bidang Ihsan (akhlak/tasawuf), mengikuti Imam Juanidi Al Baghdadi dan Imam Abu Hamid Al Ghazali.

Prinsip dan ajaran Ahlussunnah Wal Jama'ah dari tokoh ulama berbagai bidang di atas, oleh para kyai dan Ulama NU terus diteguhkan dalam mendidik umat islam Indonesia. Sejumlah Ulama yang menjadi tokoh Aswaja nusantara diantaranya adalah Syekh Nawawi Al Bantani, Pangeran Diponegoro, Syekh Makhfidz At Turmusi, Syekh Ahmad Khatib Sambasi, Syekh Arsyad Al Banjari, Syekh Abdul Rouf As-Singkili, Syekh Yusuf Al-Makasari, Syekh Ahmad Ma'sum Lasem, Syekh Sholeh Darat Semarang, Syekh Nurudin Ar Raniri, Syekh AHmad Khatib Minangkabawi, Ki Hajar dewantara, dan lainnya.

Ulama lainnya yang menjadi tokoh Ahlussunnah Wal Jama'ah antara lain KH. Muhammad Kholil Bangkalan, KH. Hasyim Asy'ari, KH. Abdul Wahab Hasbullah, KH. Bisri Syansuri, Habib HAsyim bin Yahya, KH. Hasan Gipo, KH. ridwan Abdullah, KH. Raden Asnawi Kudus, KH. As'ad Syamsul Arifin, Tuan Guru Zaenuddin Abdul Majid, Habib Ali bin Abdurrahman Kwitang, KH. Tubagus Muhammad Falak Pegentongan, KH. Bisri Mustofa, KH. Dalhar Watucongol, dan masih banyak para ulama yang selalu berpegang teguh pada faham Ahlussunnah Wal jama'ah ini.

Di samping ketiga hal pokok sebagaimana dijelaskan di atas, terdapat pula amaliyah harian yang merupakan cabang dari faham Ahlussunnah Wal Jama'ah yang sudah menjadi tradisi yang baik di nusantara adalah tahlilan, yasinan, manakiban, ziarah kubur, haul, istighasah, selametan dan lain sebagainya.

Ciri khas lainnya dari Ahlussunnah Wal jama'ah adalah bersikap tawasut (moderat), toleran, saling tolong menolong, tidak mudah membid'ahkan, menyesatkan dan mengkafirkan, serta menebarkan kasih sayang dan kedamaian. Sikap ini di amalkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Penjelasan diatas menunjukkann bahwa faham Ahlussunnah wal jama'ah adalah faham yang berpegang teguh kepada Al Qur'an dan Hadits melalui para ulama yang ahli dibidangnya. Dengan demikian, faham Ahlussunnah wal jama'ah adalah faham yang senantiasa harus dipelajari, diamalkan dan dipertahankan.

No comments:

Post a Comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *