30 May 2021

Pengertian Serta Dalil Paham Alussunnah Wal Jama'ah

Pengertian Serta Dalil Paham Alussunnah Wal Jama'ah

Bariklana
- Ahlussunnah wal jama'ah merupakan paham yang populer yang di anut oleh mayoritas ulama di dunia dan nusantara. Paham Ahlussunnah wal jama'ah meliputi akidah/tauhid, syari'at/fikih, dan ihsan/tasawuf ini berasal dari Rasulullah SAW, serta diteruskan oleh para sahabat dan tabi'in yang kemudian diikuti oleh para 'ulama dan mayoritas ummat islam.

Istilah Ahlussunnah wal jama'ah secara bahasa terdiri dari tiga kata, yakni :
1. Ahlun (   اَهْلٌ )  artinya keluarga/pengikut.
b. As Sunnah (  السُّنَّةُ )  artinya jalan.
c. Al Jama'ah (  اَلْجَمَاعَةُ )  artinya golongan/kelompok mayoritas.

Pengertian Ahlussunnah Wal jama'ah adalah golongan terbersar umat islam yang mengikuti sunnah Rasulullah SAW dan para sahabat-Nya. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi sebagai berikut :

اِنَّ بَنِى اِسْرَائيْلَ تَفَرَّقَتْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَمِلَّةً وَتَفْرِقُ اُمَّتِي عَلَى ثَلاَثِ وَسَبْعِيْنَ مِلّةً كُلُّهُم فِي النَّارِ اِلاَّ مِلَّةً وَحِدَةً قَالُوْا  وَمَنْ يَا رَسُوْلَ الله قَالَ مَا اَنَا عَلى عَلَيْهِ وَاَصْحَابِي (روه الترميذي

Artinya : "Sesungguhnya bani Israil telah terpecah menjadi 72 golongan dan ummatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya akan masuk neraka, kecuali satu golongan, para sahabt bertanya : siapakah yang satu golonga itu ya Rasulullah ? RAsulullah SAW menjawab : mereka adalah yang mengikuti aku dan sahabat- sahabat-Ku" (HR. Imam Tirmidzi)

Perbedaan mulai muncul setelah Rasulullah SAW wafat dan terjadi lebih banyak perbedaan setelah masa khulafaur Rasyidin. Perbedaan-perbedaan tersebut kuhusunya dalam bidang akidah, dapat membahayakan umat islam. Karena itu Rasulullah SAW memerintahkn umat islam agar mengikuti sunnah beliau dan sunnah Khulafau Rasyidin dengan sekuat tenaga. Hal ini didsarkan pada sebuah hadits riwayat Imam Abi Dawud sebagai berikut :

فَاِنَّهُ مَنْ يَعِشَ مِنْكُم بَعْدِيْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا فَعَلَيْكُم بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَاءِ الرَّشِدِيْنَ الْمُهْدِيِّيْنَ تَمَسَّكُوْا بِهَا وَعَضُّوْا عَلَيْهَابِالنَّوَاجِدِ 

Artinya : "Sesungguhnya barang siapa diantara kalian yang hidup setelah wafatku maka ia akan melihat perselisihan yang banyak, maka kalian harus berpegang dengan sunnahku dan sunnah khulafaur Rasyidin yang mendapat hidayah, peganglah sunnahku dan sunnah khulafaur Rasyidin dengan kuat dan gigitlah dengan geraham" (HR. Imam Abi Dawud)

Sebagai bentuk pengamalan hadits di atas, paham Ahlussunnah Wal Jama'ah senantiasa berdasar kepada Al-qur'an, Hadits, Ijma' dan Qiyas. EMpat dasar ini menjadi pegangan pokok yang senantiasa dipegang teguh.

Rasulullah SAW mendakwahkan Islam kepada para sahabat, kemudian sahabat kepada tabi'in (pengikut sahabat), kemudian tabi'in kepada tabi'it tabi'in sampai kepada ulama' / kiyai hingga saat ini. Hubungan ini oleh Ahlussunnah wal jama'ah dipelihara sehingga ajaran ISlam yang diperolh sekarang bersambung sampai kepada Rasulullah SAW.

Umat Islam yang mengikuti Ahlussunnah wal jama'ah senantiasa menghormatio ulama, karena ulama adalah pewaris Nabi SAW. Para ulama dalam menyampaikan ilmunya berdasarkan kepada Al qur'an dan sunnah, sehingga mengikuti ulama/kyai berarti mengikuti Al qur'an dan sunnah. Para ulama mempunyai keahlian dan ilmu mendalam yang dibutuhkan untuk memehami Al qur'an dan Sunnah. Hasil pemahaman mereka terhadap al qur'an dan sunnah dituangkan dalam kitab kuning sesuai dengan bidang ilmu masing-masing, yang menjadi rujukan dalam pengetahuan dan pengamalan agama bagi umat islam.

Dama memahami Al qur'an dan Sunnah, seringkali terjadi perbedaan faham. mPerbedaan ini baik dalam bidfang akidah, fiqih maupun tasawuf. Bahkan perbedaan ini sampai pada hal-hal yang prinsip, khususnya dalam bidang akidah atau keimanan. Karena itu RAsulullah SAW memberikan perintah untuk mengikuti kelompok yang terbesar, yaitu Ahlussunnah Wal jama'ah, sebagaimana tertuang dalam hadits dari sahabat Anas serabagai berikut :

عن انس رضي الله عنه يقول سمعت رسول الله يقوْل اِنَّ اُمَّتِيْ لاَتَجْتَمِعُ عَلَى ضَلاَلَةٍ فَاِذَا رَاَيْتُمْ اِخْتِلاَفًا فَعَلَيْكُم بِالسَّوَادِ الْاَعْظَمِ

Artinya : "Dari sahabat Anar. r.a : sesungguhnya ummatku tidak akan bersepakat atas kesesatan, maka apabila kalian melihat perbedaan, kalian harus mengikluti golongan yang terbanyak." (HR. Imam Ibnu majah)

No comments:

Post a Comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *