22 March 2020

Sejarah Kota Jakarta

Saat ini Jakarta adalah merupakan ibu kota Negara Republik Indonesia. Jakarta juga merupakan kota terbesar dan terpadat di Indonesia. Luasnya kurang lebih 661 km2. Sekarang kita akan mempelajari sejarah kota Jakarta.
Sejarah Kota Jakarta
Museum Fatahillah

a. Masa Kedatangan Portugis

Pada awl abad XVI ada sebuah pelabuhan yang terletak di Teluk Jakarta. Pelabuhan itu dikenal dengan nama Sunda Kelapa yang merupakan bagian dari wilayah kerajaan Pajajaran. Pusat kerajaan ini ada di daerah Pakuan, (dekat Bogor sekarang). Banyak pedagang datag dari Sunda Kelapa untuk berdagang, sehingga tumbuh menjadi kota pelabuhan yang cukup ramai pada masa itu.

Tahun 1512 pedagang bangsa Portugis mulai berdatangan ke Sunda Kelapa. Kedatangan mereka disambut baik oleh penguasa Pajajaran. Pada tanggal 21 Agustus 1522, raja Pajajaran dan panglim aPortugis menandatangani perjanjian kerjasama. raja Pajajaran mengijinkan Portugis mendirikan gudang yang secara diam-diam hal ini dijadikan oleh Portugis untuk menjadikan benteng.

Dari Benteng pertahanan Sunda Kelapa ini Portugis berusaha menyebarkan kekuasaan dan pengarunya. Dengan alasan melindungi Pajajaran dari serangan kerajaan-kerajaan islam yang sdah tumbuh semakin kuat pada waktu itu. Hasil-hasil bumi Pajajaran mulai didincar oleh Portugia. Demikian juga daerah Cirebon dan Banten hendak merebutnya. Mereka hendak merebut pelabuhan yang ramai untuk menguasai perdagangan rempah-rempah.

Sultan Trenggono dari Kerajaan Demak (Jawa Tengah) kemudian megutus panglima perangnya yang bernama Fatahillah (Falatehan). Tugasnya adalah merebut SUnda Kelapa. Tahun 1527, Fatahillah dengan 2000 tentaranya berhasil merebut Sunda Kelapa. Kemudian ia mengganti nama SUnda Kelapa menjadi nama "Jayakarta" yang artinya "Tempat Kemenangan". Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 22 Juni 1527. Sampai saat ini setiap tanggal 22 Juni diperingati sebagai hari jadi Kota Jakarta. 

Kemenangan FAtahillah melawan Portugis merupakan kemenangan yang gemilang dan sangat penting artinya bagi bangsa Indonesia dikemudian hari. Konon kemenangan tersebut merupakan kemenangan pertama bangsa Indonesia melawan bangsa kulit putih. Sejak saat itu bangsa Indonesia tidak dijajah oleh Portugia. Setelah Portugis pergi dari Jayakarta, pelabuhan tersebut tumbuh dan berkembang menjadi daerah perdagangan yang ramai, bebas dari cengkeraman bangsa asing. Selama 50 tahun lebih setelah ditinggalkan Portugis, Jayakarta berubah menjadi bandar (kota pelabuhan) yang ramai dikunjungi pedagang dari berbagai negara.

b. Masa Penjajahan Belanda

Tahun 1596, kapal dagang Belanda dengan pimpinan Cornelis de Houtman memasuki pelabuhan Banten dan Jayakarta. Awalnya kapal-kapal ini bertujuan untuk berdagang. Mereka menjadikan Jayakarta sebagai tempat berlabuh sebelum melanjutkan perjalanan ke Maluku untuk mencari rempah-rempah terbesar di dunia. Bangsa Belanda mengangkut rempah-rempah ke negeri Belanda melalui pelanuhan Banten dan Jayakarta. Bangsa-bangsa Eropa sangat menyukai rempah-rempah untuk dijadikan bahan makanan atau obat-obatan.

Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1610, Belanda memperoleh ijin dari pangeran penguasa Jayakarta untuk membangun gudang-gudang didaerah Pecinan (Sebelah timur Ciliwung). Tahun 1618 Belanda mengubah fungsi gudang-gudang tersebut menjadi benteng yang kokoh. Tahun 1619, Gubernur Jendral jan Peter Zoon Coen menyerang Jayakarta. Serangan itu berhasil dengan gemilang. Jayakarta berhasil dikuasai Belanda dan diganti namanya menjadi Batavia. Kemudian oleh Belanda membangun Batavia menjadi kota terkuat pada masa kolonial.

Demikian akhir kota Batavia berada di bawah kekuasaan Belanda. Dari Kota Batavia ini, Belanda memulai penjajahannya ke seluruh kepualauan Nusantara. Penjajahan itu berlangsung selama tiga setengah abad (sampai tahun 1942). Dalam waktu tersebut kota Batavia menjadi pusat pemerintahan Belanda di Indonesia. 

Sebagai pusat pemerintahan, Batavia dibangun secara besar-besaran oleh Belanda. Kanal (Saluran air), jalan raya, gedung, pasar, banyak dibangun diantara bangunan Belanda antara lain  Baai Kota, Pasar-pasar besar, gedung masyarakat seni dan sains Batavia. pada tahun 1779, Belanda membangun sebuah loji (gedung besar) dipemukiman Batavia Baru. Bangunan ini sekarang menjadi Istana Negara yang terletak dipusat kota Jakarta.

c. Masa Penjajahan Jepang

Pada tanggal 5 Maret 1942 Jepang mendarat di Batavia. Jepang mengubah nama Batavia menjadi Jakarta. Pada tanggal 9 Maret 1942 tentara Belanda menyerah kepada jepang. Mula-mula jepang mengaku sebagai saudara tua bangsa indonesia yang hendak membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda. Akan tetapi, kenyataannya Jepang menjadi penjajah yang lebih kejam. 

Untuk memperkuat kedudukanya di Indonesia, Jepang mengeluarkan Undang-Undang no. 42 tahun 1942 tentang "Perubahan Tata Pemerintahan daerah". Inti Undang Undang tersebut adalah bahwa Jawa dibagi dalam satuan daerah yang disebut "Syuu" atau Karesidenan. Pada saat ini dapat disamakan dengan propinsi. Syuu dibagi lagi menjadi daerah yang lebih kecil yaitu "Shi". Pada masa sekarang dapat diartikan sebagai Kabupaten. Kepala pemerintahan dipimpin oleh regent (bupati).

Kemudian Jepang membentuk "Tokusbetsu Shi" (dapat diartika Kotamadya). Kepal pemerintahannya disebut dengan "Schicho" yang dapat disamkn dengan walikota saat ini. Jakarta merupakan satu satunya "Tokusbetsu shi" pada masa itu.

d. Masa Peraliha Kekuasaan

Pada pertengahan tahun 1945, Jepang semakin terdesak dalam perang dunia II. Para pemimpin bangsa Indonesia tidak membuang kesempatan waktu untuk segera mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Akhirnya para pemimpin bangsa memprklamasikan kemerdekn Indonesia di rumah kediaman Ir. Sukarno. Pada upacara itu Suwiryo bertindak sebagai keta panitia, Suwiryo pada saat itu masih menjabat sebagai walikota Jakarta.

Kemudia "Jakarta Tokusbetsu shi" diganti menjadi pemerintahan Nasional Kota jakarta". Ini berlangsung sampai tanggal 21 November 1945, karena walikota Suwiryo bersama stafnya ditangkap oleh Belanda.

Pada tanggal 27 Desember 19489, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia sebagai negara yang berbentuk Federasi. Nama Indonesia disebut degan Repiblik Indonesia Serikat. Dengan adanya sebuta it, pemerintah Nasional Kota Jakarta kembali diberlakukan. Walikotanya adalah Mr. Santro Mulyono.

Sumber : Buku IPS Sejarah Nasional Indonesia 

No comments:

Post a Comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *