Riwayt Singkat Al-Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al-haddad
Al-Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al-Haddad adalah sayyidina Al-Imam Al Allamah Ad-Da'i Ilallah Quthbud Da'wah wal Irsyad, seorang durriyah Rasulullah SAW yang berdakwah di jalan Allah dengan perkataan dan perbuatannya, yang Nasab Beliau bersambung kepada Sayyidina Husain, Cucu Rasulullah SAW. Beliau lahir 5 Shafar 1044 H di As-Sabiyr, Tarim, hadramaut, dan sudah tunanetra sejak kecil. namun Allah menggantinya dengan 'ainul Bashirah, cahaya pandangan mata batin. Sejak masih kanak-kanak, beliau sidah giat menuntut ilmu agama. Jumlah guru beliau mencapai 140 orang.
Di samping menjadi murid, beliau pun menjadi guru para ulama yang lain. DIantara ulama besar yang pernah menjadi murid beliau adalah Al-Habib Ahmad bin Zen Al-habib Syi, Il-Aimam Al-habib Abdurahman bin Abdullah Bilfaqihh, dan tentu saja putra beliau sendiri, Sayyidina Al-Habib hasan bin Abdullah Al-haddad.
Beliau juga meempunyai karya yang banyak yang menghimpun berbagia nasihat dan hikmah. Kitab tersebut tersebar luas dan mendapatkan sambutan baik dan simpati. Karangan beliau yang banyak di baca adalah An-Nashaih Ad-Diniyah, Risalatul Mu'awanah, A-Da'wah At-Tammah, dan banyak lagi yang lain.
Al-Habib Abdullah bin Alwi Al haddad menemkan wirid yang beliau susun dengan nama Al-Hisnu Al-Hashin yang berarti benteng yang kokoh. Namun, nama tersebut tidak begitu dikenal banyak orang, khususnya dikalangan orang awam. Akan tetapi nama Ratib Al-haddad lah yang lebih banyak di kenal oleh banyak kaum muslimin.
Kata "Ratib" bisa diartikan juga sesuatu yang teratur atau bacaan yang tersusun rapi. Kisah penyusunan wirid ini, sebagaimana diceritakan di dalam kitab Bughyah Ahlil Ibadah wal Aurad Karya Al-Habib Alwi bin Ahmad Al-haddad, terkait dengan menghadapnya Amir As-Sa'ady dari bani Sa'ad kepada Al- Habib Abdullah bin Alwi Al-haddad. hal ini terjadi setelah terdengar kabar bahwa sekelompok orang yang keluar dari ajaran Ahlussunnah wal Jama'ah. golongan Zaidiyah, mulai memasuki negeri Hadramaut. Masyarakat resah, kemudian mereka menemui Ai-Imam Al-haddad dan meminta petunjuk bagaimana cara membendung faham itu. Akhirnya Al-Imam Al-haddad menyusun dzikir yang mengandung pemantapan aqidah dan keimanan sebagai benteng diri yang kokoh.
Mulai dari sanalah Al-Imam Al-haddad menyusun bacaan mulia yang penuh dan syarat makna serta memiliki keutamaan yang amat luar biasa itu lantaran kesemuanya bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits. Beliau menyusun Ratib ini ketika berusia 27 tahun, tepatnya pada malam 27 Ramadhan 1071 H. Para Ulama dan Auliya zaman itu menyatakan bahwa malam tersebut bertepatan dengan lailatul Qadar.
Setelah itu, mulailah wirid tersebut tersebar dan berkembang di seluruh dunia. Keutamaan membaca Ratib ini sangat besar dan kalau ditekuni, ketika meninggal, pembacanya akan husnul Khatimah.
AL-Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al-Haddad wafat dalam usia 88 tahun pada 7 Dzulhijjah 1132 H dan dimakamkan dipemakaman Zanbal, Kota Tarim. Saat beliau meninggal, sekitar 20.000 orang ikut menshalatkan Janazahnya.
Demikian sekilas sejarah singkat Al-'Alim Al-'Allamah Al-Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad Al-haddad. Semoga ini dapat bermanfaat bagi semuanya. Amin.
No comments:
Post a Comment