Keterangan ini dinukil dari "Mauidzul Usfuriyah" Hikayah-hikayah Hikmah berdasarkan Hadits, yang disusun oleh Syeikh Muhammad bin Abu BAkar Al-Ushfury. Dari Hadits ke tiga Kemuliaan Saat Usia Tua.
Dari Anas bin Malik, Bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda :
اِنَّ اللهَ تَعَالَى يَنْظُرُ اِلَى وَجْهِ الشَّيْخِ صَبَاحًا وَمَسَاءً وَيَقُوْلُ يَا عَبْدِي قَدْ كَبُرَ سِنُّكَ وَرَقَّ جِلْدُكَ وَدَقَّ عَظْمُكَ وَاقْتَرَبَ اَجَلُكَ وَحَانَ قُدُوْمُكَ اِلَيَّ فَاسْتَحْيِي مِنِّيْ فَاَنَا اَسْتَحْيِيْ مِنْ شَيْبَتِكَ أَنْ أُعَذِّبثكَ فِى النَّارِ
"Sesungguhnya Allah Ta'ala selalu memperhatikan orang tua renta tiap pag dan sore. Lalu berfirman : Wahai Hambaba-Ku ! Usiamu telah lanjut, kulitmu keriput, tulangmu makin reot, ajalmu dekat, kamu akan menghadap-Ku, Malulah kepada-Ku, maka aku akan segan menyiksamu di neraka karena ketuaanmu".
Hikayat Pertama : Ali dan Lelaki Tua Nasrani
Ketika waktu subuh telah tiba, Ali bin Abi Thalib nampak tergesa-gesa, Ia takkan ingin ketinggalan sholat jama'ah subuh nya. Sayang, seorang lelaki tua yang berjalan didepannya yang berjalan sangat lamban menghambat langkah Ali. Demi menghormaati orang tua, Ali hanya membuntut dibelakannya. Tentulah Ali sangat khawatir tak bisa sholat berjama'ah bersama Nabi SAW. Ketika tahu bahwa si tua tadi tidak memasuki masjid, baru sadar ia bahwa si tua tadi beragama nasrani.
Ketika Ali masuk masjid, ia mendapati Rasulullah SAW tengah ruku'. Itu artinya Ali masih punya kesempatan mengejar sholat berjama'ah tersebut. Ali lalu berjama'ah bersama mereka. Ketika sholat telah usai, para sahabat bertanya kepada Nabi.
"Apa yang terjadi wahai Rasul, sehingga Engkau memperpanjang ruku' sholat ini. Engkau tak pernah melakukan hal seperti ini."
Rasulullah menjawab, "Ketika ruku' dan tengah ku baca SUBHANA RABBIYAL 'ADZIMI seperti biasanya, maka aku bermaksud mengangkat kepalaku. Tetapi Jibril datang dan menggelar sayapnya di atas punggungku. Lama sekali. Ketika ia mengangkat sayapnya barulah aku berdiri mengangkat kepalaku."
"Mengapa bisa terjadi ?" tanya salah satu sahabat.
"Aku tak sempat menanyakan hal itu", jawab Nabi.
Maka Jibril datang menemui Nabi. Lalu berkata, "Wahai Muhammad ! tadi Ali tergesa-gesa bisa ikut berjama'ah. Tapi seorang nasrani tua menghambat jalannya. Ali tak tahu kalau ia nasrani. Ia biarkan orang tua tadi berjalan di depannya. Maka Allah menyuruhku supaya engkau tetap ruku' agar Ali bisa menyusul sholat subuh-Mu. Ini mengherankan buatku. YAng mengherankan bahwa Allah memerintahkan Malaikat Mikail a.s. menahan perputaran matahari dengan sayapnya, sehingga tenggang waktu terbitnya lebih lama. Ini tentunya karena perbuatan Ali tadi."
Kemudian Nabi bersabda, "Inilah derajat orang yang memuliakan orang tua lanjut usia. Meskipun mereka Nasrani."
Hikayat kedua : Guru Abu Mansur Al-Maturidi
Salah satu guruu Abu Mansur Al-Maturidi telah dekat kewafatannya. USianya 80 tahun. Ketika sakit ia inginkan seorang budak yang seusia dengannnya. MAka ia menyuruh Abu MAnsur mencari budak yang dimaksud untuk di beli kemudian dimerdekakan. Sayang ia tak bisa menemukannya. Bahkan orang-orang berkata, "Apa ada orang yang tetap menjadi budak dalam usia 80 tahun".
Abu Mansur menghadap gurunya dengan tangan hampa, dan menceritakan kepada gurunya apa yang telah dikatakan oleh orang-orang tadi. Sang guru lalu menangis. Ia sujud kepada Allah dan mengadu :
"Wahai Tuhan !, Makhluk saja tidak menanggung kemuliaan apabila telah berusia 80 tahun. Bila ia jadi budak ia dimerdekakan. Kini usiaku 80 tahun. Bagaimana Engkau tidak membebaskan aku dari api neraka, padahal Engkau Maha Mulia, Maha Pemurah, Maha Agung, Maha Mengampuni dan selalu menerima Syukur".
Allah lalu membemaskannya dari api neraka karena do'a tersebut.
Semoga bermanfa'at. Wallahu a'lam.
No comments:
Post a Comment