17 January 2022

Kisah Teladan, Tidak Putus Asa dari Rahmat Allah

Tidak Putus Asa dari Rahmat Allah

Munayama - Kisah Teladan ini diambil dari keterangan "Mau'idzul 'Usfuriyah" Hikayat-hikayat Hikmah berdasarkan Hadits.

Tidak Putus Asa dari Rahmat Allah

Dari Ibnu Mas'ud, Bahwa nabi Muhammad SAW bersabda :

اَلْفَاجِرُ الرَّاجِى رَحْمَةَ  اللهِ تَعَالَى اَقْرَبُ اِلَى اللهِ تَعَالَى مِنَ الْعَابِدِ الْمُقْنِطِ

Artinya : "Seorang pendosa yang sangat mengharap ratmat Allah lebih dekat di sisi Allah dari pada ahli ibadah yang putus asa akan Rahmat Allah."

Dari keterangan hadits di atas ada beberapa kisah hikmat yang dapat kita ambil pelajaran.
Hikayat pertama : Hamba Yang dimasukkan Neraka

Zaid bin Aslam mendapat cerita dari Umar :
Pada masa lalu hiduplah seorang hamba yang tekun ibadahnya. Sayang ia taka pernah mengharap rahmat Allah. Ketika meninggal ia bertanya kepada Allah, "Wahai Tuhan, apa yang Engkau berikan untukku". 
"Neraka", Jawab Tuhan
"Wahai Tuhan, kalau begitu kemana ibadahku dan amal baikku ?" protesnya.
"Ketika di dunia kau putus asa dengan rahmat-Ku, maka hari ini tak ku berikan rahmat-Ku".

Hikayat kedua : Rahmat Allah kepada Hambanya

Abu Hurairah berkisah berdasar cerita Nabi. Hiduplah seorang laki-laki yang selam hidup tak pernah berbuat baik selain keyakinan hanya Allah Yang Mah Esa.
Ketika ajal siap menjemput, ia berpesan kepada keluarganya, "Jika aku mati, bakarlah ! Buang abunya ke laut saat angin bertiup."
Keluarganya memenuhi pesan tersebut. Ketika di akhirat Allah bertanya kepadanya, "Amal     apakah yang kau jadikan bekal ?"
"Hanya rasa takut menghadap Engkau, wahai Tuhan," jawabnya.
Lantas Allah mengampuninya. Sedangkan dia sama sekali tak pernah berbuat baik selain mengesakan Allah.

Hikayat ketiga : Nabi Musa dan lelaki sesat

Pada masa Nabi Musa, seorang laki- laki meninggal. Karena ia sesat maka para penduduk enggan memandikan dan menguburkannya. Mereka menendanginya dan membuang ke tempat sampah. Maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa dan berfirman, "Hai Musa, ada laki-laki yang mati. Mayatnya dibuang ditempat sampah, Ia salah satu wali-Ku. Ia belum dimandikan, dikafani dan belum dikuburkan. Pergilah kamu ke sana ! mandikanlah, kafanilah, shalatilah lalu kuburkanlah dengan baik".

Kemudian Nami Musa mendatangi tempat tersebut. Ia bertanya kepada penduduk setempat tentang mayat tersebut. 

"Ya. seorang laki-laki sesat, bermoral rusak telah mati di sini".
"Di mana mayatnya ? Allah menyruhku kemari adalah karena laki-laki itu".
Bersama mereka Nabi Musa pergi. Ketika melihat langsung mayat yang terbuang di tempat sampah itu dan mendengar penuturan penduduk tentang keburukan perbuatannya, maka Nabi Musa penasaran.

"Wahai Tuhan, Engkau susruh aku mengkafani dan menshalatinya, sementara kaumnya menyaksikan dia seorang yang tercela. Engkau lebih tahu dari mereka tentang kebaikan dan keburukan."
Allah berfriman, "Wahai Musa !, kaumnya memang benar menjatuhkan hukuman karena keburukan perbuatannya. Hanya saja ketika ia mati Aku mengampuninya karena tiga hal. Orang-orang yang berbuta dosa yang memohon ampunan-Ku pastilah Aku memberikannya. Bagaimana Aku tidak mengampuninya ? Akulah Yang Maha Penyayang."

Apakah tiga hal itu, Wahai Tuhan ?" Tanya Musa.
Allah berfirman, "Ketika ia meninggal ia berkata : Wahai Tuhan ! Engkau tahu dengan semua maksiat yang aku lakukan. Hatiku sebenarnya sangat membenci maksiat itu. Ada tiga hal yang membuatku begitu.
Pertama : karena hawa nafsu, pergaulan buruk dan karena iblis terkutuk. Tiga hal itu yang menyeretku ke kancah maksiat. Engkau tahu itu. Ampunilah Aku.
Kedua : Engkau tahu kenapa aku berbuat maksiat, Itu karena hidupku dikitari oleh kamaksiatan. Padahal aku lebih suka bergaul di lingkungan orang shalih dan zuhud. Bersama mereka lebih ku suka daripada dengan orang-orang sesat.
Ketiga : Sunnguh, orang shalih lebih baik daripada orang jahat. Orang shalih lebih kusukai. Bila datang kepadaku orang shalih dan jahat, pasti akan ku dahulukan orang shlaih.

(Dalam Riwayat Wahab bin Munabbih lelaki itu berkata : "Wahai Tuhan ! andaikan Engkau ampuni dosaku maka akan bergembiralah para wali dan Nabi-Mu. Sedangkan setan yang memusuhi-Mu dan musuhku akan berseidh. Apabila Engkau siksa aku karena ulah dosaku maka setan dan sekutunya akan bergembira. Sedang kan para Nabi dan para wali akan bersedih. Ku tahu kegembiraan para Nabi dan para wali lebih Engkau suka daripada kegembiraan setan dan sekutunya."
"Ampunilah aku ! Ya Allah, ENgkau tahu apa yang ku katakan. Maka Rahmatilah dan ampunilah dosaku."

"Maka Ku rahmati dan Ku ampuni dia karena Aku Maha Penyayang. Lebih-lebih orang yang telah mengakui dosa-dosanya, maka Ku ampuni dia dan Ku maafkan semua dosanya."
"Wahai Musa ! Lakukanlah apa yang Ku perintahkan. Akan Ku ampuni orang-orang yang menshalatinya, menghadiri pemakamannya, karena kemuliaan lelaki tersebut."

Semoga bermanfaat. Amin.

No comments:

Post a Comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *