Semua makhluk hidup akan melakukan pernafasan secara terus menerus untuk memperoleh oksigen dari udara yang dihirupnya dan akan mengeluargan gas karbon dioksida yaitu gas sisa pembakaran. Dalam proses bernafas ini akan menghasilkan energi yang digunakan untuk kegiatan dalam kehidupannya. Tak terkecuali hewan amfibi dan juga burung.
Sistem Pernafasan pada Katak atau Amfibi
(mikirbae.com) |
Katak termasuk amfibi karena dapat hidup di dua alam, yaitu di darat dan di air. Selama hidupnya, katak mengalami metamorfosis atau perubahan bentuk. Pada tahap metamorfosis inilah alat pernafasan pada katak juga mengalami perubahan.
Tahap perkembangan katak dimulai dari telur kemudian menetas menjadi berudu. Berudu hidup di air dan bernafas dengan insang. Pada saat masih berbentuk berudu, insang katak berupa insang luar. Insang luar berjumlah tiga pasang dan terletak di sisi knan, kiri dan belakang kepala berudu. Pada saat berduu mulai berkaki, tumbuh semacam lipatan kulit yang menutupi insang luar sehingga terbentuk insang dalam. Berudu berkaki tumbuh menjadi katak kecil lalu menjadi katak dewasa.
Setelah berubah menjadi katak dewasa, pernafasan dilakukan dengan menggunakan paru-paru. Untuk memompa darah masuk kedalam paru-paru, otot rahang bawah katak mengem,bang dan mengempis. Katak juga bernafas menggunkan kulit. Agar pernafasan melalui kulit dapat berlangsung, kulit harus selalu dalam keadaan basah. Oleh karena itu, katak senang hidup di te,mpat berair, seperti di kolam, sungai, sawah. Selain bernafas dengan paru-paru dan kulit, katak juga menggunakan selaput rongga mulut untuk mengikat oksigen.
Sistem Pernafasan Pada Burung atau Aves
Alat pernafasan burung atau aves terdiri atas lubang hidung, batang tenggorok (trakea), cabang batang tenggorok (bronkus), dan paru-paru. Udara yang dihirup burung masuk melalui lubang hidung, lalu ke batang tenggorok, cabang batang tenggorok, dan kahirnya masuk ke paru-paru. Di dalam paru-paru terdapat gelembung paru-paru (alveolus), tempat terjadinya pertukaran gas. Sementara itu, di bagian bawah trakea terdapat pula alat suara yang disebut dengan nama siring. Udara bertekanan tinggi yang melalui siring akan menggetarkan selaput suara didalamnya sehingga menghasilkan bunyi.
Burung yang dapat terbang bisanya memiliki alat bantu pernafasan yang berupa pundi-pundi udara. Pundi-pundi udara pada burung berfungsi antara lain membantu pernafasan pada saat terbang, mengatur berat jenis tubuh, dan memperkeras suara yang dihasilkan oleh siring. Pundi-pundi udara pada burung berjumlah 9 buah, yaitu :
- Sepasang pundi-pundi udara di leher.
- Sepasang pundi-pundi udara di dada bagian depan
- Sepasang pundi-pundi udara diperut
- Sepasang pundi-pundi udara di dada bagian belakang.
- Sepasang pundi-pundi udara di antara tulang selangka yang bercabang-cabang membentuk pundi-pundi udara antar tulang selangka.
Pada saat burung mengepakkan sayapnya untuk terbang, maka pengambilan oksigen melalui hidung mengalami hambatan karena terjadinya kontraksi oto-otot dada yang menekan paru-paru dan menghambat masuknya udara kedalam paru-paru. Maka untuk memenuhi kebutuhan oksigen saat terbang, burung menggunakan cadangan udara yang ada di dalam pundi-pundi udara. Selanjutnya udara tersebut masuk ke dalam paru-paru.
Pertukaran gas pada paru-paru, oksigen diikat oleh darah, kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk proses oksidasi. Karbon dioksida dari darah dilepaskan, kemudian dibuang ke luar tubuh melalui hidung. Setelah terbang beberapa saat, burung akan menghabiskan udara yang tersimpan dalam pundi-pundi udara untuk bernafas. Pundi-pundi udara akan diisi kembali ketika burung hinggap di atas pohon atau melayang di udara tanpa mengepakkan sayapnya.
No comments:
Post a Comment